Nastar: Kue Kering Favorit yang Selalu Habis Duluan
tak lengkap rasanya merayakan Lebaran tanpa kehadiran kue kering di meja tamu. Dari sekian banyak pilihan, satu nama selalu menjadi primadona dan seringkali ludes paling pertama: nastar.

Nastar: Kue Kering Favorit yang Selalu Habis Duluan
Tak lengkap rasanya merayakan Lebaran tanpa kehadiran kue kering di meja tamu. Dari sekian banyak pilihan, satu nama selalu menjadi primadona dan seringkali ludes paling pertama: nastar. Kue mungil dengan isian selai nanas ini bukan hanya menggoda dari tampilan, tapi juga menyimpan rasa nostalgia yang mendalam bagi banyak orang.
Asal Usul dan Makna di Balik Rasa
Nastar berasal dari pengaruh Belanda, tepatnya dari kata ananas taartje, yang artinya kue tart nanas. Namun seiring waktu, nastar mengalami penyesuaian lokal—baik dari bentuk, ukuran, hingga cita rasa. Kue ini menjadi simbol kebahagiaan dan keramahan, karena hampir selalu disuguhkan saat momen spesial seperti Idul Fitri, Natal, dan Imlek.
Kenapa Selalu Habis Duluan?
Rasanya Ngangenin
Kombinasi renyahnya kulit kue dan manis-asamnya selai nanas menciptakan harmoni rasa yang bikin nagih. Satu gigitan seringkali tidak cukup—dan sebelum sadar, toples sudah setengah kosong.
Cocok Buat Semua Usia
Dari anak-anak sampai orang tua, hampir semua suka nastar. Teksturnya yang lembut dan rasa yang tidak terlalu tajam menjadikannya camilan yang aman untuk semua lidah.
Ukurannya Pas untuk Dicamil
Bentuknya kecil dan mungil, cocok untuk disantap sambil ngobrol santai. Justru karena kecil, seringkali tak terasa kalau sudah makan lebih dari lima biji.
Isian yang Melimpah
Nastar buatan rumahan atau dari bakery artisan biasanya punya isian selai nanas yang generous—bukan hanya pelengkap, tapi benar-benar jadi bintang utama.
Inovasi dan Variasi Modern
Meskipun versi klasik tetap jadi favorit, nastar kini hadir dengan banyak inovasi:
Nastar keju dengan kulit renyah dan rasa gurih
Nastar matcha untuk pencinta rasa kekinian
Nastar cokelat atau bahkan nastar isi kurma yang cocok untuk Ramadan
Inovasi ini membuktikan bahwa nastar bukan hanya camilan nostalgia, tapi juga bisa terus beradaptasi mengikuti selera zaman.
Kesimpulan: Kue yang Selalu Dirindukan
Nastar bukan sekadar kue kering. Ia adalah bagian dari momen kebersamaan, kehangatan keluarga, dan perayaan penuh suka cita. Tak heran kalau setiap toples yang dibuka pasti cepat kosong—karena nastar bukan hanya lezat, tapi juga penuh makna.
What's Your Reaction?






